Thursday, January 29, 2015

Kiat-kiat Belajar Sukses di Perguruan Tinggi

Tanpa kita sadari bahwa kita sudah belajar dan menuntut ilmu dari SD hingga SMA selama dua belas tahun. Tetapi tahukah teman-teman bahwa cara belajar kita selama dua belas tahun tersebut sangat berbeda dengan cara belajar di perguruan tinggi? Zaman sekolah dulu kita hanya datang ke sekolah, duduk manis mendengarkan pelajaran dari guru dan mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah. Jika kita rajin belajar dan patuh mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan oleh guru dan sekolah, maka kita naik kelas dan lulus sekolah dengan nilai cukup memuaskan.


Cara belajar seperti itu tidak akan kita temukan lagi ketika kita bersekolah dan menuntut ilmu di perguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan sebuah institusi tempat belajar yang memiliki kelas ‘tinggi’ sesuai namanya dan berbeda dengan sekolah-sekolah umum yang kita datangi. Lingkungan perguruan tinggi yang lebih bebas dari sekolah umum akan mempengaruhi proses belajar kita di perguruan tinggi nanti. Lingkungan yang bebas tersebut menuntut kita untuk menjadi mahasiswa kreatif dan mahasiswa mandiri karena tidak ada lagi sang guru yang selalu mengkontrol belajar kita. Selama berada di perguruan tinggi inilah kita belajar bertransformasi dari remaja menjadi manusia dewasa yang berpikir ke depan karena kitalah yang bertanggung jawab melukis masa depan kita kelak, bukan dosen maupun orang tua.

Di perguruan tinggi, ada tiga tipe mahasiswa yang dapat kita temukan, yaitu:

a.        Mahasiswa berprestasi secara akademik
Tipe mahasiswa yang hanya fokus belajar dan meningkatkan nilai IP (Indeks Prestasi) di tiap semester. Setiap hari dia rajin belajar, menghapal materi dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Ia tidak peduli dengan ajakan-ajakan untuk berorganisasi karena baginya organisasi tidak penting dan hanya buang-buang waktu belaka. Ia berpikir bahwa tugas mahasiswa adalah belajar bukan berorganisasi. Ia takut jika ia mengikuti organisasi maka nilai IP atau nilai mata kuliahnya akan anjlok. Ia berprinsip bahwa nilai IPK tinggi akan menghantarkan dia bekerja di perusahaan yang ia impikan.


b.      Mahasiswa berprestasi secara organisasi
Tipe mahasiswa ini adalah tipe mahasiswa yang memiliki jiwa sosialisasi yang tinggi sekaligus memiliki jiwa idealis yang luar biasa. Ia ingin menjadi manusia berguna dengan mengikuti organisasi. Ia lebih suka menghabiskan waktu di ruang BEM, memikirkan ide-ide inovasi untuk fakultas dan universitas. Ia tidak peduli dengan nilai IP nya yang naik turun tiap semester. Bagi dia berorasi dan berorganisasi adalah hal yang wajib dilakukan oleh mahasiswa karena mahasiswa adalah agent of change (agen perubahan) sebuah bangsa.

c.       Mahasiswa berprestasi secara akademik dan organisasi.
Tipe mahasiswa ini adalah tipe mahasiswa yang peduli terhadap tugasnya sebagai mahasiswa. Mahasiwa bukan hanya bertanggung jawab sebagai seorang agen perubahan bangsa tapi ia bertanggung jawab kepada orang tua yang telah membayar uang kuliahnya untuk rajin belajar dan membuktikan hasil IP memuaskan kepada mereka. Ia berprinsip bahwa mahasiwa harus pintar secara akademik dan organisasi. Jika ia hanya fokus belajar saja, ia hanya mendapatkan nilai akademik belaka dan belum membuktikan apa yang ia pelajari selama di kampus memiliki manfaat bagi orang lain. Sehingga ia pun membagi waktu antara belajar dan mengikuti organisasi. Mahasiwa bukan harus pintar akademik tapi juga pintar dalam leadership (kepemimpinan) dan mampu bekerja secara tim.

Inilah tiga tipe mahasiswa yang ada di perguruan tinggi. Tentu saja kita ingin masuk ke kategori terakhir menjadi mahasiswa yang pintar secara akademik dan organisasi. Jadi bagaimana caranya untuk menjadi tipe mahasiswa kategori ketiga? Dibawah ini, saya membagikan kiat-kiat belajar sukses di perguruan tinggi. Kiat-kiat ini saya tulis dan dapatkan dari berbagai sumber seperti buku, internet, pengalaman sendiri dan pengalaman kakak-kakak senior.

a.       Perbaiki niat

Tanyakan pada diri sendiri kita, apa tujuan kita kuliah yang lebih banyak menghabiskan biaya yang jumlahnya tidak sedikit? Apakah hanya untuk mendapatkan selembar ijazah dan bekerja di sebuah perusahaan ternama? Apakah karena tuntutan orang tua atau karena ikutan-ikutan teman belaka? Sebelum memutuskan untuk kuliah, lebih baik kita perbaiki niat kita. Niat yang baik akan menghantarkan kita ke tujuan yang baik begitu juga dengan sebaliknya. Niat yang baik adalah niat menuntut ilmu hanya karena Allah semata. Dengan begitu, Allah akan mempermudahkan kita selama menuntut ilmu dan diberi kelancaran  dalam belajar, tugas dan ujian sehingga kita pun mendapatkan hasil IPK yang memuaskan. Niat kedua adalah untuk membahagiakan orang tua. Ingatkan diri kita untuk rajin belajar dan buktikan kepada mereka bahwa hasil kerja keras mereka menyekolahkan kita ke perguruan tinggi tidak sia-sia.

b.      Kuliah sesuai passion (minat)
Saya masih ingat ketika menjadi seorang mahasiswa baru di tahun 2009 dulu.  Saat itu, angkatan saya memiliki empat kelas dan satu kelas berisikan kira-kira 40 orang mahasiswa. Awal masuk kuliah, kelas sangat penuh dan bising tetapi seiring semester berjalan, jumlah mahasiswa di kelas saya pun berkurang hingga menyisakan 30-an orang. Jurusan saya adalah Teknik Informatika. Jurusan ini adalah jurusan yang paling banyak diminati karena perkembangan teknologi informasi sekarang yang semakin maju. Tetapi teman-teman yang sudah berhenti di pertengahan jalan ternyata hanya ikut-ikutan memilih jurusan tersebut tanpa tahu bahwa mata kuliah yang harus ia ikuti harus berkutat dengan angka-angka dan analisa matematis. Sehingga mereka harus berhenti dan mengganti jurusan yang sesuai dengan minat mereka.


Jangan sampai ada korban ‘salah masuk jurusan’ hanya karena salah menentukan pilihan jurusan kuliah. Hal itu merupakan kesalahan yang sangat fatal dalam mengelola bakat yang Allah berikan kepada kita. Allah telah menciptakan kecerdasan yang berbeda-beda antara satu manusia dengan manusia lainnya. Pakar kecerdasan mengatakan bahwa kecerdasan manusia bisa tidak hanya muncul  pada satu bidang, tetapi banyak bidang (multiple intelligence). Howard Gardner mengatakan kecerdasan manusia ada delapan (dikutip dari Izzatul Jannah, 2004):
-          Kecerdasan linguistic (bahasa)
-          Kecerdasan matematis (matematika)
-          Visual/ spasial (pandang ruang)
-          Kinestetis (gerak)
-          Musical (music)
-          Interpersonal (hubungan antar pribadi)
-          Intrapersonal (kekuatan pribadi)
-          Intuisi (indra keenam)

Kuliah sesuai passion memberikan kita sebuah power (kekuatan) yang membuat kita selalu bersemangat dalam menuntut ilmu dan menggapai cita-cita. Contoh orang yang sukses di bidangnya seperti Mark Zuckerberg, sang founder Facebook yang jago di bidang IT, Bill Gates yang tidak hanya jago di bidang komputer tetapi juga bisnis sehingga menjadikan ia salah satu orang terkaya di dunia. Novelis ternama Indonesia seperti Ahmad Fuadi memiliki kecerdasan bahasa (linguistic). Orang-orang ternama ini telah membuktikkan bahwa kita bisa sukses sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Maka identifikasi terlebih dahulu jenis kecerdasan yang teman-teman punyai sehingga kita tidak malas-malasan kuliah dan tidak ada kasus ‘salah masuk jurusan.’

c.       Buat goal (target) khusus selama kuliah
Menjadi seorang MABA (Mahasiswa Baru) memiliki sebuah kebanggaan tersendiri. Bukan saja terlepas dari rutinitas sekolah seperti memakai seragam sekolah, tetapi kebebasan yang sebebas-bebasnya yang kita dapatkan selama berkuliah. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya bahwa tidak ada lagi guru yang mengatur, mengkontrol dan memarahi kita lagi karena kita lah yang harus mengurus diri sendiri selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Karena kebebasan ini menyebabkan mahasiswa malas selama menjalani perkuliahan. Saya sering menemukan teman-teman yang suka bolos kuliah, malas mengerjakan tugas dan meng-copas tugas teman, saat ujian hanya mengandalkan kecanggihan smartphone untuk mencontek. Jika ingin menjadi seorang mahasiswa berprestasi, kita harus membuat goal atau target pencapaian selama kita kuliah. Dengan begitu kita bisa tahu apa yang harus kita lakukan selama empat tahun menuntut ilmu. Target ini akan menjadikan kita menjadi seorang mahasiswa yang cerdas mengatur waktu.



Contoh goal selama kuliah saya kutip dari buku Jangan Kuliah! Kalau Gak Sukses. Contoh ini bukan patokan utama, teman-teman sendiri bisa menciptakan goal masing-masing sesuai yang dicita-citakan:
-          Tahun pertama kuliah: fokus mendapatkan ilmu dan mendapatkan IP yang sangat bagus. Minimal 3,5. Sambil mencoba-coba beberapa organisasi mahasiswa yang dapat menyalurkan bakat dan hobi.
-          Tahun kedua kuliah: mulai lebih serius berorganisasi sambil mendalami ilmu sesuai dengan jurusan yang dipilih, ikut banyak perlombaan untuk mengukur potensi diri.
-          Tahun ketiga kuliah: mulai fokus pada satu bidang yang disenangi atau yakin dapat ‘expert’ (ahli) di bidang tersebut. Sebagai contoh di jurusan saya, ada bidang software engineering, networking, web programming. Mulai melatih diri dengan ikut mengerjakan proyek sesuai dengan bidang yang disukai tersebut dan mulai membangun relasi. Selain itu mata kuliah selain skripsi udah diselesaikan dengan IP minimal 3,6.
-          Tahun keempat kuliah: membuka bisnis dengan ilmu yang didapat dari beberapa komunitas bisnis yang menginspirasi. Sambil menyusun skripsi dengan IPK minimal 3,6. Organisasi sukses, jaringan banyak, kuliah mantap.

Teman-teman juga bisa membaca dan memahami buku panduan akademik. Buku panduan akademik berisikan strategi yang tepat selama kita berkuliah. Seperti berapa SKS (Sistem Kredit Semester) yang harus kita ambil tiap semester, mata kuliah wajib dan pilihan, mekanisme seminar dan skripsi. Buku ini sangat penting karena tidak sedikit mahasiswa harus keteteran menentukan apakah mengambil matakuliah wajib atau pilihan sehingga sering sekali di akhir semester yang seharusnya mereka harus fokus skripsi, mereka harus menyelesaikan beberapa SKS yang belum diambil.

d.      Bersungguh-sungguh dan tekun belajar
Menjadi seorang mahasiswa adalah sebuah pilihan yang tidak bisa dielakkan dengan rutinitas belajar. Belajar merupakan tanggung jawab kita menjadi seorang mahasiswa. Seperti pepatah sebuah pribahasa bahwa ‘rajin belajar pangkal pandai’ begitu juga jika kita ingin mendapatkan nilai akademik yang memuaskan. Kita harus rajin belajar agar kita bisa lulus dari setiap mata kuliah yang dijalani. Untuk itu, kita harus bisa mengidentifikasi karakter/ gaya belajar dan memiliki waktu khusus belajar sendiri. Sebagai contoh, saya yang lebih suka belajar dengan mendengarkan musik klasik dan memiliki waktu khusus belajar pada pukul 3 pagi setelah bangun dan selesai solat tahajud. Suasana yang hening tersebut membuat saya lebih fokus dan berkonsentrasi dengan mata kuliah yang dipelajari.


Cara belajar antara SMA dan perguruan tinggi sangat bertolak belakang dan menuntut kita harus bisa beradaptasi dengan lingkungan belajar di perguruan tinggi yang berbeda tersebut. Misalnya  jika ada seorang dosen yang kadangkala tidak bisa memberi perkuliahan karena sang dosen berhalangan hadir. Hal itu menuntut kita harus bisa belajar mandiri dari buku atau internet. Belajar sungguh-sungguh dan tekun akan membuahkan hasil yang maksimal. Seperti kata Thomas Alva Edison bahwa 1% persen adalah kejeniusan sedangkan 99% adalah kesungguhan dan ketekunan. Jadi yakinkan diri bahwa dengan ketekunan dan kesungguhan adalah penentu segalanya.

e.       Disiplin dan aktif
Menjadi mahasiswa menuntut kita harus menjadi seorang pribadi yang disiplin dan aktif. Kita belajar mengatur waktu dan menjadi pribadi yang bertransformasi dari remaja menjadi dewasa. Dibawah ini  saya akan menjelaskan poin-poin kecil menjadi mahasiswa yang disiplin dan aktif dalam belajar.

-          Aktif bertanya di kelas
Sebagian besar mahasiswa di kelas yang saya temukan bahwa mereka lebih banyak mendengarkan daripada mencatat bahkan kadangkala mereka juga malas bertanya terkait dengan materi atau topik yang diterangkan oleh dosen. Bertanya kepada dosen merupakan salah satu poin plus yang kita dapatkan selain dosen akan mengingat atau mengenal kita sebagai mahasiswa yang aktif di kelas. Tulislah poin-poin penting yang dijelaskan dosen, aktif bertanya jika ada hal yang belum dimengerti. Belajar merupakan sebuah proses untuk mendapatkan ilmu bukan hanya mengejar nilai dari dosen.

-          Aktif bergaul dengan orang-orang pintar dan hebat
Orang-orang pintar dan hebat tidaklah harus orang terkenal. Bisa jadi orang-orang tersebut kita temukan di sekitar lingkungan kampus. Misal, teman sekelas kita yang jago dengan mata kuliah tertentu atau kakak senior yang jago di bidang pemrograman. Saya senang jika bisa berkenalan sekaligus belajar dengan orang-orang hebat seperti kakak-kakak senior saya yang jago di bidang programming, web design ataupun entrepreneuship. Saat kita belajar dari orang-orang yang terbaik di bidangnya, kita selangkah lebih maju (one step ahead) dari mereka yang hanya memiliki satu keahlian tertentu. Jadi jangan malu untuk belajar meskipun dia adalah adik junior atau teman sekelas. Selain itu, aktif lah bertanya dengan kakak-kakak senior terkait karakater dosen, standar penilaian mata kuliah, atau meminjam buku dan diktat mereka sehingga kita bisa sudah lebih dahulu paham ketika dosen menerangkan di kelas.

-          Disiplin banyak membaca

Membaca adalah aktivitas yang sangat erat dengan menuntut ilmu. Dengan menbaca kita memperluas pemikiran dengan ilmu dan wawasan. Sebagai mahasiswa, manfaatkanlah fasilitas seperti perpustakaan untuk meminjam buku-buku yang berhubungan dengan kuliah kita. Selain itu, manfaatkanlah fasilitas internet kampus untuk mengakses jurnal-jurnal nasional maupun internasional. Jika memiliki kemampuan untuk membeli buku maka berinvestasilah untuk membeli buku-buku yang sesuai dengan minat kita. Tidak ada kerugian sedikitpun jika kita membeli buku karena sejatinya ilmu itu terus bertambah jika diberikan tetapi harta berkurang jika dibagi. Kita bisa belajar semangat dan disiplin menuntut ilmu yang ditunjukkan oleh Imam Syafi’I. Ketika kala itu beliau adalah seorang yang miskin tetapi kemiskinannya tersebut tidak membuat ia mundur dalam kegemaran belajar. Beliau menuliskan segala informasi yang didapat pada kertas-kertas bekas yang ia dapatkan dengan cara memulung. Ketika ia mendapati bahwa bilik tempat tinggalnya sudah dipenuhi oleh kertas-kertas itu maka sejak saat itu ia bertekad untuk menghafalkannya (dikutip dari Izzatul Jannah, 2004). Jadi, janganlah menyerah dalam belajar hanya karena sifat malas padahal fasilitas yang dimiliki untuk belajar tidak seminim seperti di zaman Imam Syafi’i.

f.       Bergaul dan dekat dengan dosen
Poin satu ini memiliki kemiripan dengan poin sebelumnya mengenai aktif bergaul dengan orang-orang hebat. Bergaul dengan dosen bukan untuk mencari nilai plus dalam kuliah tetapi dengan memiliki kedekatan dengan mereka, kita bisa banyak belajar dari mereka. Saya sering melihat para mahasiswa sangat segan dengan dosen-dosen di kampusnya. Entah segan karena hormat atau segan menganggu dosen hanya sekedar bertanya dalam hal mata kuliah. Padahal dengan memiliki kedekatan dengan dosen, kita bisa banyak belajar dari mereka karena mereka sejatinya adalah seorang guru yang mengajarkan ilmunya untuk masa depan kita. Jangan malu untuk bertanya dan berdiskusi jika kita memiliki masalah dalam kuliah atau di luar kuliah. Selain itu seringlah bertanya kepada mereka tentang pengalaman hidupnya. Saya pun merasakan kedekatan dengan dosen pembimbing skripsi saat ini karena beliau adalah lulusan S3 Jepang, selain itu saya memiliki impian untuk melanjutkan studi kesana. Sehingga setiap selesai bimbingan skripsi, saya dan dosen tersebut selalu berdiskusi tentang kehidupan beliau semasa di Jepang. Kedekatan itu membuat saya tidak ragu-ragu jika suatu saat nanti saya membutuhkan bantuan beliau ketika saya melanjutkan studi ke negeri Sakura.

g.      Selektif memilih teman dan lingkungan

Kita harus selektif saat memilih teman di kampus pun lingkungan kos-kosan bagi mahasiswa yang nge-kos. Mengapa? Hal itu disebabkan akan berpengaruh dengan proses belajar kita selama kuliah. Pilihlah lingkungan kos yang disana berkumpul orang-orang yang senang menuntut ilmu, berorganiasi, dan gemar berkarya. Lingkungan yang dipenuhi oleh orang-orang seperti itu akan memiliki efek yang luar biasa sehingga sadar atau tidak kita pun ikut terpengaruh dengan semangat dan kebiasaan positif mereka. Selain itu, selektiflah saat bergaul dengan teman-teman di kampus. Bukan berarti kita harus menjauhi mereka yang malas belajar tetapi kita tetap menjalin pertemanan dengan mereka dan waspada jika mereka mengajak kita ke arah hal-hal negatif, seperti bolos kuliah atau mencontek tugas dan ujian. Bergaul lah dengan teman-teman yang memiliki semangat menuntut ilmu dan ajaklah mereka untuk belajar kelompok. Dengan begitu, kita bisa bertanya dan saling berdiskusi terkait dengan mata kuliah yang tidak dimengerti.

h.      Asah soft skill dengan mengikuti kegiatan bermanfaat

Dunia kampus atau perguruan tinggi adalah sebuah dunia yang memberikan pilihan kepada kita apakah ingin fokus belajar hardskill saja atau soft skill atau mempelajari keduanya. Dosen tidak pernah menyediakan mata kuliah mengenai soft skill karena mahasiswa lah yang seharusnya aktif untuk belajar mengasah soft skill tersebut. Soft skill adalah kemampuan atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain. Keterampilan-keterampilan yang termasuk dalam soft skill diantaranya yaitu leadership (kepemimpinan), team work (kerja sama tim), integritas, inisiatif, komunikasi lisan, beragurmen logis dan lain sebagainya. Soft skill memilki andil besar saat kita memasuki dunia kerja nanti. Untuk itulah, selama kita belajar di perguruan tinggi kita harus juga aktif dan bersemangat untuk belajar mengasah soft skill.
Mengasah soft skill bisa dilakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan bermanfaat yang terdapat di kampus, yaitu:

-          Organisasi kampus
Kita bisa bergabung menjadi anggota atau pengurus organisasi kampus, seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), Organisasi Prodi jurusan, Rohis dan lain sebagainya. Kita belajar bagaimana berkomunikasi, mengemukakan pendapat ketika rapat organisasi, belajar bertanggung jawab ketika diamanahi untuk mengelola sebuah acara dan lain sebagainya.

-          Menjadi wirausaha (entrepreneur)
Untuk menjadi wirausaha kita bisa menjalankan usaha bersama teman atau beberapa teman. Dengan begitu kita bisa membagi area kerja, waktu dan memecahkan masalah dalam menjalani usaha. Usaha yang bisa dijalani seperti jasa pengetikan laporan atau skripsi, pulsa, fotokopi dan lain sebagainya.

-          Mengikuti perlombaan
Kita bisa mengikuti lomba-lomba yang diadakan oleh kampus ternama di Indonesia, seperti lomba karya tulis ilmiah, lomba proyek robot, lomba menulis esai dan lain sebagainya. Selain mengasah kemampuan analisa kita terhadap topik yang dilombakan, kita pun juga belajar untuk menyelesaikan masalah bersama tim kelompok.

-          Workshop dan Seminar
Ikutilah workshop dan seminar terkait dengan jurusan yang kita pelajari. Selain menambah wawasan juga menambah relasi atau kawan selama mengikuti kegiatan tersebut. Dan kita pun bisa menjalin pertemanan dengan narasumber seminar.

-          Kerja praktek dan internship di perusahaan
Foto bersama para karyawan perusahaan 
Bagi teman-teman yang memiliki mata kuliah kerja praktek (biasanya jurusan teknik), maka saya sarankan untuk mencari tempat kerja praktek di sebuah perusahaan besar. Disana kita akan belajar untuk menyelesaikan sebuah proyek dan bekerja sama dengan para  karyawan. Selain itu, jika tidak ada mata kuliah lagi di akhir semester, maka bisa mengambil kegiatan internship (magang) di perusahaan. Ada beberapa perusahaan besar yang menawarkan program internship (magang) selama tiga bulan atau enam bulan. Selama menjalani magang tersebut, kita bisa banyak belajar sekaligus menjalin relasi dengan para karyawan disana. Tidak jarang para intern juga akan diangkat menjadi karyawan mereka. Saya menganjurkan ini karena saya pernah menjalani program internship di sebuah perusahaan minyak di Riau. Saya banyak mendapatkan pelajaran dan pengalaman berharga yang tidak saya dapatkan di kampus. Teman-teman bisa mencari info internship melalui website perusahaan atau bertanya langsung dengan perwakilan perusahaan tersebut.

i.        Atur waktu dengan baik
Poin terakhir yang tidak boleh terlupakan bagi para mahasiswa. Menjadi seorang mahasiswa yang sukses dalam akademik dan organisasi maka haruslah ia bisa mengatur waktu dengan baik dan seimbang. Aturlah jadwal per hari, per minggu maupun per bulan. Buatlah list mengenai tugas dan kegiatan apa saja yang mendesak dan harus diselesaikan. Jangan terlalu memaksakan diri untuk ikut semua kegiatan soft skill yang saya sebutkan diatas tadi, tapi selektif lah memilih  kegiatan apa yang cocok dengan kemampuan masing-masing. Jangan lupa bahwa tugas utama kita adalah belajar dan tetaplah seimbang antara waktu belajar dan berorganisasi.

Saya berharap kiat-kiat belajar sukses ini bisa menginspirasi calon mahasiswa dan teman-teman mahasiswa. Tetaplah semangat belajar karena masa depan bangsa ada di tangan kita, para pemuda Indonesia. Jadikan belajar sebagai bagian dari gaya hidup dan bukan sebagai beban, karena seperti sabda Rasulullah, “Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)



Siapa yang tidak mau bahwa surga telah dijanjikan bagi orang-orang yang senang belajar karena belajar sudah ditetapkan sebagai bagian dari jihad di jalan Allah. Jadi, semangatlah belajar, teman-teman!

Referensi:
Kholid, Furqon S (2012). Jangan Kuliah! Kalau Gak Sukses. Sumedang: Rumah Karya.
Jannah, Izatul (2004). Bertualang ke Zona Pembelajar. Solo: Era Eureka.
Sumber gambar: Google.com

Note:
Tulisan ini saya ikutkan dalam Lomba Ubudiyah Blog Contest 2015 Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI) yang ditaja oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Cyber UUI. Kegiatan ini bertepatan dengan kegiatan Ubudiyah Festival Mahasiswa Desember (U-FLASD) pada tanggal 9 Desember 2014.