FIKSI MINI DARK THEME
Cinta Membunuhku
“Jam delapan? Okay, really miss you.” Aku menutup
telepon dan tersenyum. Baru seminggu kami berdua menjalani hubungan, aku baru
bisa merasakan bahwa diriku telah jatuh cinta. Yah, aku benar-benar telah jatuh
ke perangkapnya. Perangkap Cinta. Ah, beginikah rasa cinta itu. Aku akui aku
memang telat merasakan cinta. Pekerjaan
adalah segala-galanya bagiku sampai seminggu yang lalu dia membuat hati,
pikiran dan tubuh ini tidak bisa tidur sepanjang malam.
Cinta oh cinta, kau begitu
mempesona. Aku yakin dia adalah seseorang yang ditakdirkan untukku. Walaupun hanya
seminggu mengenalnya, tapi dia merupakan tipe idaman untuk calon pendamping hidupku.
Bukan karena paras ayunya tapi sifat dan
sosoknya pun secantik dirinya. Bahkan jika tidak berlebihan aku bisa mengatakan
bahwa ia lebih hebat dari Miss Indonesia
dan aneka title Miss lainnya sekalipun.
Cinta oh cinta. Aku tidak sabar
ingin bertemu denganmu malam ini.
***
Tak kusangka, cinta membunuhku. Selama
ini aku menilaimu salah. Ternyata cinta itu menyakitkan. Mengapa aku menghiraukan perkataan
teman-temanku. Mereka selalu mengatakan
bahwa cinta itu penuh dengan kebohongan, kemunafikan, hanya orang bodoh yang
bisa termakan oleh bujuk rayunya.
“Dia itu wanita bermuka dua.
Jangan pernah sekalipun jatuh ke perangkapnya. Kata-katanya penuh bisa. Sangat
mematikan,” tergiang perkataan salah seorang temanku yang merupakan teman dekat
orang yang kucintai itu.
Aku salah menilaimu, Cinta. Kupikir cinta itu penuh dengan kesetiaan dan
kasih sayang seperti lakon ayah dan ibu yang selalu ditampilkan kepadaku dengan
penuh kemesraan. Kupikir cinta bukan hanya membuat hari-hariku penuh dengan
warna-warni indahnya bersamamu tapi cinta dapat menutup kekosongan hati ini
karena kesepiaan tidak memiliki seseorang yang kucinta.
“Sayang, kenapa kau tega membuatku
seperti ini,” kataku. “Bukankah cintaku tulus padamu?”
Ia tersenyum sinis. Aku tidak
menemukan mata teduh penuh cinta, yang selama ini sering kulihat di kedua
matanya yang berwarna biru karena softlens.
Paras ayunya berubah mengerikan.
Ternyata, aku tergeletak tidak
berdaya gara-gara memenuhi ajakanmu.
“Cinta membunuhku,” kataku sekali lagi sesaat sebelum aku menutup
mata dan kau pun berbisik tepat ditelinga kananku.
“Yah, aku, Cinta membunuhmu.
Semua harta kekayaanmu akan kuambil setelah ini.”
Sesuatu menusuk hatiku. Menyakitkan.
Dan aku jatuh ke dasar sebuah alam yang tidak kukenal.
0 comments:
Post a Comment