Tanpa
kita sadari bahwa kita sudah belajar dan menuntut ilmu dari SD hingga SMA
selama dua belas tahun. Tetapi tahukah teman-teman bahwa cara belajar kita
selama dua belas tahun tersebut sangat berbeda dengan cara belajar di perguruan
tinggi? Zaman sekolah dulu kita hanya datang ke sekolah, duduk manis
mendengarkan pelajaran dari guru dan mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah.
Jika kita rajin belajar dan patuh mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan oleh
guru dan sekolah, maka kita naik kelas dan lulus sekolah dengan nilai cukup
memuaskan.
Cara
belajar seperti itu tidak akan kita temukan lagi ketika kita bersekolah dan
menuntut ilmu di perguruan tinggi. Perguruan tinggi merupakan sebuah institusi tempat
belajar yang memiliki kelas ‘tinggi’ sesuai namanya dan berbeda dengan
sekolah-sekolah umum yang kita datangi. Lingkungan perguruan tinggi yang lebih
bebas dari sekolah umum akan mempengaruhi proses belajar kita di perguruan
tinggi nanti. Lingkungan yang bebas tersebut menuntut kita untuk menjadi mahasiswa kreatif dan mahasiswa mandiri karena tidak ada lagi
sang guru yang selalu mengkontrol belajar kita. Selama berada di perguruan
tinggi inilah kita belajar bertransformasi dari remaja menjadi manusia dewasa
yang berpikir ke depan karena kitalah yang bertanggung jawab melukis masa depan
kita kelak, bukan dosen maupun orang tua.
Di
perguruan tinggi, ada tiga tipe mahasiswa yang dapat kita temukan, yaitu:
a. Mahasiswa berprestasi secara akademik
Tipe
mahasiswa yang hanya fokus belajar dan meningkatkan nilai IP (Indeks Prestasi)
di tiap semester. Setiap hari dia rajin belajar, menghapal materi dan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Ia tidak peduli dengan ajakan-ajakan
untuk berorganisasi karena baginya organisasi tidak penting dan hanya
buang-buang waktu belaka. Ia berpikir bahwa tugas mahasiswa adalah belajar
bukan berorganisasi. Ia takut jika ia mengikuti organisasi maka nilai IP atau
nilai mata kuliahnya akan anjlok. Ia berprinsip bahwa nilai IPK tinggi akan
menghantarkan dia bekerja di perusahaan yang ia impikan.
b. Mahasiswa
berprestasi secara organisasi
Tipe
mahasiswa ini adalah tipe mahasiswa yang memiliki jiwa sosialisasi yang tinggi
sekaligus memiliki jiwa idealis yang luar biasa. Ia ingin menjadi manusia
berguna dengan mengikuti organisasi. Ia lebih suka menghabiskan waktu di ruang
BEM, memikirkan ide-ide inovasi untuk fakultas dan universitas. Ia tidak peduli
dengan nilai IP nya yang naik turun tiap semester. Bagi dia berorasi dan
berorganisasi adalah hal yang wajib dilakukan oleh mahasiswa karena mahasiswa
adalah agent of change (agen
perubahan) sebuah bangsa.
c. Mahasiswa
berprestasi secara akademik dan organisasi.
Tipe
mahasiswa ini adalah tipe mahasiswa yang peduli terhadap tugasnya sebagai mahasiswa.
Mahasiwa bukan hanya bertanggung jawab sebagai seorang agen perubahan bangsa
tapi ia bertanggung jawab kepada orang tua yang telah membayar uang kuliahnya
untuk rajin belajar dan membuktikan hasil IP memuaskan kepada mereka. Ia
berprinsip bahwa mahasiwa harus pintar secara akademik dan organisasi. Jika ia
hanya fokus belajar saja, ia hanya mendapatkan nilai akademik belaka dan belum
membuktikan apa yang ia pelajari selama di kampus memiliki manfaat bagi orang
lain. Sehingga ia pun membagi waktu antara belajar dan mengikuti organisasi.
Mahasiwa bukan harus pintar akademik tapi juga pintar dalam leadership (kepemimpinan) dan mampu bekerja
secara tim.
Inilah
tiga tipe mahasiswa yang ada di perguruan tinggi. Tentu saja kita ingin masuk
ke kategori terakhir menjadi mahasiswa yang pintar secara akademik dan organisasi.
Jadi bagaimana caranya untuk menjadi tipe mahasiswa kategori ketiga? Dibawah
ini, saya membagikan kiat-kiat belajar sukses di perguruan tinggi. Kiat-kiat
ini saya tulis dan dapatkan dari berbagai sumber seperti buku, internet,
pengalaman sendiri dan pengalaman kakak-kakak senior.
a. Perbaiki
niat
Tanyakan
pada diri sendiri kita, apa tujuan kita kuliah yang lebih banyak menghabiskan
biaya yang jumlahnya tidak sedikit? Apakah hanya untuk
mendapatkan selembar ijazah dan bekerja di sebuah perusahaan ternama? Apakah karena
tuntutan orang tua atau karena ikutan-ikutan teman belaka? Sebelum memutuskan
untuk kuliah, lebih baik kita perbaiki niat kita. Niat yang baik akan
menghantarkan kita ke tujuan yang baik begitu juga dengan sebaliknya. Niat yang
baik adalah niat menuntut ilmu hanya karena Allah semata. Dengan begitu, Allah
akan mempermudahkan kita selama menuntut ilmu dan diberi kelancaran dalam belajar, tugas dan ujian sehingga kita
pun mendapatkan hasil IPK yang memuaskan. Niat kedua adalah untuk membahagiakan
orang tua. Ingatkan diri kita untuk rajin belajar dan buktikan kepada mereka
bahwa hasil kerja keras mereka menyekolahkan kita ke perguruan tinggi tidak
sia-sia.
b.
Kuliah sesuai passion (minat)
Saya
masih ingat ketika menjadi seorang mahasiswa baru di tahun 2009 dulu. Saat itu, angkatan saya memiliki
empat kelas dan satu kelas berisikan kira-kira 40 orang mahasiswa. Awal masuk
kuliah, kelas sangat penuh dan bising tetapi seiring semester berjalan, jumlah
mahasiswa di kelas saya pun berkurang hingga menyisakan 30-an orang. Jurusan
saya adalah Teknik Informatika. Jurusan ini adalah jurusan yang paling banyak
diminati karena perkembangan teknologi informasi sekarang yang semakin maju.
Tetapi teman-teman yang sudah berhenti di pertengahan jalan ternyata hanya
ikut-ikutan memilih jurusan tersebut tanpa tahu bahwa mata kuliah yang harus ia
ikuti harus berkutat dengan angka-angka dan analisa matematis. Sehingga mereka
harus berhenti dan mengganti jurusan yang sesuai dengan minat mereka.
Jangan
sampai ada korban ‘salah masuk jurusan’ hanya karena salah menentukan pilihan
jurusan kuliah. Hal itu merupakan kesalahan yang sangat fatal dalam mengelola
bakat yang Allah berikan kepada kita. Allah telah menciptakan kecerdasan yang
berbeda-beda antara satu manusia dengan manusia lainnya. Pakar kecerdasan
mengatakan bahwa kecerdasan manusia bisa tidak hanya muncul pada satu bidang, tetapi banyak bidang
(multiple intelligence). Howard Gardner mengatakan kecerdasan manusia ada
delapan (dikutip dari Izzatul Jannah, 2004):
-
Kecerdasan linguistic (bahasa)
-
Kecerdasan matematis (matematika)
-
Visual/ spasial (pandang ruang)
-
Kinestetis (gerak)
-
Musical (music)
-
Interpersonal (hubungan antar pribadi)
-
Intrapersonal (kekuatan pribadi)
-
Intuisi (indra keenam)
Kuliah sesuai passion memberikan kita sebuah power (kekuatan) yang membuat kita selalu
bersemangat dalam menuntut ilmu dan menggapai cita-cita. Contoh orang yang
sukses di bidangnya seperti Mark Zuckerberg, sang founder Facebook yang jago di
bidang IT, Bill Gates yang tidak hanya jago di bidang komputer tetapi juga bisnis
sehingga menjadikan ia salah satu orang terkaya di dunia. Novelis ternama
Indonesia seperti Ahmad Fuadi memiliki kecerdasan bahasa (linguistic). Orang-orang ternama ini telah membuktikkan bahwa kita
bisa sukses sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki. Maka identifikasi
terlebih dahulu jenis kecerdasan yang teman-teman punyai sehingga kita tidak
malas-malasan kuliah dan tidak ada kasus ‘salah masuk jurusan.’
c. Buat
goal (target) khusus selama kuliah
Menjadi
seorang MABA (Mahasiswa Baru) memiliki sebuah kebanggaan tersendiri. Bukan saja
terlepas dari rutinitas sekolah seperti memakai seragam sekolah, tetapi
kebebasan yang sebebas-bebasnya yang kita dapatkan selama berkuliah. Seperti
yang saya jelaskan sebelumnya bahwa tidak ada lagi guru yang mengatur,
mengkontrol dan memarahi kita lagi karena kita lah yang harus mengurus diri
sendiri selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Karena kebebasan ini
menyebabkan mahasiswa malas selama menjalani perkuliahan. Saya sering menemukan
teman-teman yang suka bolos kuliah, malas mengerjakan tugas dan meng-copas
tugas teman, saat ujian hanya mengandalkan kecanggihan smartphone untuk mencontek. Jika ingin menjadi seorang mahasiswa berprestasi, kita harus
membuat goal atau target pencapaian selama
kita kuliah. Dengan begitu kita bisa tahu apa yang harus kita lakukan selama
empat tahun menuntut ilmu. Target ini akan menjadikan kita menjadi seorang
mahasiswa yang cerdas mengatur waktu.
Contoh
goal selama kuliah saya kutip dari buku Jangan Kuliah! Kalau Gak Sukses. Contoh
ini bukan patokan utama, teman-teman sendiri bisa menciptakan goal masing-masing sesuai yang
dicita-citakan:
-
Tahun pertama kuliah: fokus mendapatkan
ilmu dan mendapatkan IP yang sangat bagus. Minimal 3,5. Sambil mencoba-coba
beberapa organisasi mahasiswa yang dapat menyalurkan bakat dan hobi.
-
Tahun kedua kuliah: mulai lebih serius
berorganisasi sambil mendalami ilmu sesuai dengan jurusan yang dipilih, ikut
banyak perlombaan untuk mengukur potensi diri.
-
Tahun ketiga kuliah: mulai fokus pada
satu bidang yang disenangi atau yakin dapat ‘expert’ (ahli) di bidang tersebut.
Sebagai contoh di jurusan saya, ada bidang software
engineering, networking, web programming. Mulai melatih diri
dengan ikut mengerjakan proyek sesuai dengan bidang yang disukai tersebut dan
mulai membangun relasi. Selain itu mata kuliah selain skripsi udah diselesaikan
dengan IP minimal 3,6.
-
Tahun keempat kuliah: membuka bisnis
dengan ilmu yang didapat dari beberapa komunitas bisnis yang menginspirasi.
Sambil menyusun skripsi dengan IPK minimal 3,6. Organisasi sukses, jaringan
banyak, kuliah mantap.
Teman-teman
juga bisa membaca dan memahami buku panduan akademik. Buku panduan akademik
berisikan strategi yang tepat selama kita berkuliah. Seperti berapa SKS (Sistem
Kredit Semester) yang harus kita ambil tiap semester, mata kuliah wajib dan
pilihan, mekanisme seminar dan skripsi. Buku ini sangat penting karena tidak
sedikit mahasiswa harus keteteran menentukan apakah mengambil matakuliah wajib
atau pilihan sehingga sering sekali di akhir semester yang seharusnya mereka
harus fokus skripsi, mereka harus menyelesaikan beberapa SKS yang belum
diambil.
d. Bersungguh-sungguh
dan tekun belajar
Menjadi
seorang mahasiswa adalah sebuah pilihan yang tidak bisa dielakkan dengan rutinitas
belajar. Belajar merupakan tanggung jawab kita menjadi seorang mahasiswa.
Seperti pepatah sebuah pribahasa bahwa ‘rajin belajar pangkal pandai’ begitu
juga jika kita ingin mendapatkan nilai akademik yang memuaskan. Kita harus
rajin belajar agar kita bisa lulus dari setiap mata kuliah yang dijalani. Untuk
itu, kita harus bisa mengidentifikasi karakter/ gaya belajar dan memiliki waktu
khusus belajar sendiri. Sebagai contoh, saya yang lebih suka belajar dengan
mendengarkan musik klasik dan memiliki waktu khusus belajar pada pukul 3 pagi
setelah bangun dan selesai solat tahajud. Suasana yang hening tersebut membuat
saya lebih fokus dan berkonsentrasi dengan mata kuliah yang dipelajari.
Cara
belajar antara SMA dan perguruan tinggi sangat bertolak belakang dan menuntut
kita harus bisa beradaptasi dengan lingkungan belajar di perguruan tinggi yang
berbeda tersebut. Misalnya jika ada
seorang dosen yang kadangkala tidak bisa memberi perkuliahan karena sang dosen
berhalangan hadir. Hal itu menuntut kita harus bisa belajar mandiri dari buku
atau internet. Belajar sungguh-sungguh dan tekun akan membuahkan hasil yang
maksimal. Seperti kata Thomas Alva Edison bahwa 1% persen adalah kejeniusan sedangkan
99% adalah kesungguhan dan ketekunan. Jadi yakinkan diri bahwa dengan ketekunan
dan kesungguhan adalah penentu segalanya.
e. Disiplin
dan aktif
Menjadi
mahasiswa menuntut kita harus menjadi seorang pribadi yang disiplin dan aktif.
Kita belajar mengatur waktu dan menjadi pribadi yang bertransformasi dari
remaja menjadi dewasa. Dibawah ini saya
akan menjelaskan poin-poin kecil menjadi mahasiswa yang disiplin dan aktif
dalam belajar.
-
Aktif bertanya di kelas
Sebagian besar
mahasiswa di kelas yang saya temukan bahwa mereka lebih banyak mendengarkan
daripada mencatat bahkan kadangkala mereka juga malas bertanya terkait dengan
materi atau topik yang diterangkan oleh dosen. Bertanya kepada dosen merupakan salah
satu poin plus yang kita dapatkan selain dosen akan mengingat atau mengenal
kita sebagai mahasiswa yang aktif di kelas. Tulislah poin-poin penting yang
dijelaskan dosen, aktif bertanya jika ada hal yang belum dimengerti. Belajar
merupakan sebuah proses untuk mendapatkan ilmu bukan hanya mengejar nilai dari
dosen.
-
Aktif bergaul dengan orang-orang pintar
dan hebat
Orang-orang pintar dan
hebat tidaklah harus orang terkenal. Bisa jadi orang-orang tersebut kita
temukan di sekitar lingkungan kampus. Misal, teman sekelas kita yang jago
dengan mata kuliah tertentu atau kakak senior yang jago di bidang pemrograman.
Saya senang jika bisa berkenalan sekaligus belajar dengan orang-orang hebat
seperti kakak-kakak senior saya yang jago di bidang programming, web design ataupun entrepreneuship. Saat kita belajar dari orang-orang yang terbaik di
bidangnya, kita selangkah lebih maju (one
step ahead) dari mereka yang hanya memiliki satu keahlian tertentu. Jadi
jangan malu untuk belajar meskipun dia adalah adik junior atau teman sekelas. Selain
itu, aktif lah bertanya dengan kakak-kakak senior terkait karakater dosen,
standar penilaian mata kuliah, atau meminjam buku dan diktat mereka sehingga
kita bisa sudah lebih dahulu paham ketika dosen menerangkan di kelas.
-
Disiplin banyak membaca
Membaca adalah aktivitas
yang sangat erat dengan menuntut ilmu. Dengan menbaca kita memperluas pemikiran
dengan ilmu dan wawasan. Sebagai mahasiswa, manfaatkanlah fasilitas seperti
perpustakaan untuk meminjam buku-buku yang berhubungan dengan kuliah kita. Selain
itu, manfaatkanlah fasilitas internet kampus untuk mengakses jurnal-jurnal
nasional maupun internasional. Jika memiliki kemampuan untuk membeli buku maka
berinvestasilah untuk membeli buku-buku yang sesuai dengan minat kita. Tidak
ada kerugian sedikitpun jika kita membeli buku karena sejatinya ilmu itu terus
bertambah jika diberikan tetapi harta berkurang jika dibagi. Kita bisa belajar semangat
dan disiplin menuntut ilmu yang ditunjukkan oleh Imam Syafi’I. Ketika kala itu
beliau adalah seorang yang miskin tetapi kemiskinannya tersebut tidak membuat
ia mundur dalam kegemaran belajar. Beliau menuliskan segala informasi yang
didapat pada kertas-kertas bekas yang ia dapatkan dengan cara memulung. Ketika
ia mendapati bahwa bilik tempat tinggalnya sudah dipenuhi oleh kertas-kertas
itu maka sejak saat itu ia bertekad untuk menghafalkannya (dikutip dari Izzatul
Jannah, 2004). Jadi, janganlah menyerah dalam belajar hanya karena sifat malas
padahal fasilitas yang dimiliki untuk belajar tidak seminim seperti di zaman
Imam Syafi’i.
f. Bergaul
dan dekat dengan dosen
Poin
satu ini memiliki kemiripan dengan poin sebelumnya mengenai aktif bergaul
dengan orang-orang hebat. Bergaul dengan dosen bukan untuk mencari nilai plus
dalam kuliah tetapi dengan memiliki kedekatan dengan mereka, kita bisa banyak
belajar dari mereka. Saya sering melihat para mahasiswa sangat segan dengan
dosen-dosen di kampusnya. Entah segan karena hormat atau segan menganggu dosen
hanya sekedar bertanya dalam hal mata kuliah. Padahal dengan memiliki kedekatan
dengan dosen, kita bisa banyak belajar dari mereka karena mereka sejatinya
adalah seorang guru yang mengajarkan ilmunya untuk masa depan kita. Jangan malu
untuk bertanya dan berdiskusi jika kita memiliki masalah dalam kuliah atau di
luar kuliah. Selain itu seringlah bertanya kepada mereka tentang pengalaman
hidupnya. Saya pun merasakan kedekatan dengan dosen pembimbing skripsi saat ini
karena beliau adalah lulusan S3 Jepang, selain itu saya memiliki impian untuk melanjutkan
studi kesana. Sehingga setiap selesai bimbingan skripsi, saya dan dosen
tersebut selalu berdiskusi tentang kehidupan beliau semasa di Jepang. Kedekatan
itu membuat saya tidak ragu-ragu jika suatu saat nanti saya membutuhkan bantuan
beliau ketika saya melanjutkan studi ke negeri Sakura.
g. Selektif
memilih teman dan lingkungan
Kita
harus selektif saat memilih teman di kampus pun lingkungan kos-kosan bagi
mahasiswa yang nge-kos. Mengapa? Hal itu disebabkan akan berpengaruh dengan
proses belajar kita selama kuliah. Pilihlah lingkungan kos yang disana
berkumpul orang-orang yang senang menuntut ilmu, berorganiasi, dan gemar
berkarya. Lingkungan yang dipenuhi oleh orang-orang seperti itu akan memiliki
efek yang luar biasa sehingga sadar atau tidak kita pun ikut terpengaruh dengan
semangat dan kebiasaan positif mereka. Selain itu, selektiflah saat bergaul
dengan teman-teman di kampus. Bukan berarti kita harus menjauhi mereka yang
malas belajar tetapi kita tetap menjalin pertemanan dengan mereka dan waspada jika
mereka mengajak kita ke arah hal-hal negatif, seperti bolos kuliah atau
mencontek tugas dan ujian. Bergaul lah dengan teman-teman yang memiliki
semangat menuntut ilmu dan ajaklah mereka untuk belajar kelompok. Dengan
begitu, kita bisa bertanya dan saling berdiskusi terkait dengan mata kuliah
yang tidak dimengerti.
h. Asah
soft skill dengan mengikuti kegiatan
bermanfaat
Dunia
kampus atau perguruan tinggi adalah sebuah dunia yang memberikan pilihan kepada
kita apakah ingin fokus belajar hardskill
saja atau soft skill atau mempelajari
keduanya. Dosen tidak pernah menyediakan mata kuliah mengenai soft skill karena mahasiswa lah yang
seharusnya aktif untuk belajar mengasah soft
skill tersebut. Soft skill adalah
kemampuan atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam berhubungan dan bekerja
sama dengan orang lain. Keterampilan-keterampilan yang termasuk dalam soft skill diantaranya yaitu leadership (kepemimpinan), team work (kerja sama tim), integritas,
inisiatif, komunikasi lisan, beragurmen logis dan lain sebagainya. Soft skill memilki andil besar saat kita
memasuki dunia kerja nanti. Untuk itulah, selama kita belajar di perguruan
tinggi kita harus juga aktif dan bersemangat untuk belajar mengasah soft skill.
Mengasah
soft skill bisa dilakukan dengan
mengikuti kegiatan-kegiatan bermanfaat yang terdapat di kampus, yaitu:
-
Organisasi kampus
Kita bisa bergabung
menjadi anggota atau pengurus organisasi kampus, seperti BEM (Badan Eksekutif
Mahasiswa), Organisasi Prodi jurusan, Rohis dan lain sebagainya. Kita belajar
bagaimana berkomunikasi, mengemukakan pendapat ketika rapat organisasi, belajar
bertanggung jawab ketika diamanahi untuk mengelola sebuah acara dan lain
sebagainya.
-
Menjadi wirausaha (entrepreneur)
Untuk menjadi wirausaha
kita bisa menjalankan usaha bersama teman atau beberapa teman. Dengan begitu
kita bisa membagi area kerja, waktu dan memecahkan masalah dalam menjalani
usaha. Usaha yang bisa dijalani seperti jasa pengetikan laporan atau skripsi,
pulsa, fotokopi dan lain sebagainya.
-
Mengikuti perlombaan
Kita bisa mengikuti
lomba-lomba yang diadakan oleh kampus ternama di Indonesia, seperti lomba karya
tulis ilmiah, lomba proyek robot, lomba menulis esai dan lain sebagainya.
Selain mengasah kemampuan analisa kita terhadap topik yang dilombakan, kita pun
juga belajar untuk menyelesaikan masalah bersama tim kelompok.
-
Workshop dan Seminar
Ikutilah workshop dan
seminar terkait dengan jurusan yang kita pelajari. Selain menambah wawasan juga
menambah relasi atau kawan selama mengikuti kegiatan tersebut. Dan kita pun
bisa menjalin pertemanan dengan narasumber seminar.
-
Kerja praktek dan internship di perusahaan
Foto bersama para karyawan perusahaan |
Bagi teman-teman yang
memiliki mata kuliah kerja praktek (biasanya jurusan teknik), maka saya
sarankan untuk mencari tempat kerja praktek di sebuah perusahaan besar. Disana kita
akan belajar untuk menyelesaikan sebuah proyek dan bekerja sama dengan para karyawan. Selain itu, jika tidak ada mata
kuliah lagi di akhir semester, maka bisa mengambil kegiatan internship (magang) di perusahaan. Ada
beberapa perusahaan besar yang menawarkan program internship (magang) selama tiga bulan atau enam bulan. Selama
menjalani magang tersebut, kita bisa banyak belajar sekaligus menjalin relasi
dengan para karyawan disana. Tidak jarang para intern juga akan diangkat menjadi karyawan mereka. Saya
menganjurkan ini karena saya pernah menjalani program internship di sebuah perusahaan minyak di Riau. Saya banyak
mendapatkan pelajaran dan pengalaman berharga yang tidak saya dapatkan di
kampus. Teman-teman bisa mencari info internship
melalui website perusahaan atau bertanya langsung dengan perwakilan perusahaan
tersebut.
i.
Atur waktu dengan baik
Poin
terakhir yang tidak boleh terlupakan bagi para mahasiswa. Menjadi seorang
mahasiswa yang sukses dalam akademik dan organisasi maka haruslah ia bisa
mengatur waktu dengan baik dan seimbang. Aturlah jadwal per hari, per minggu
maupun per bulan. Buatlah list mengenai tugas dan kegiatan apa saja yang
mendesak dan harus diselesaikan. Jangan terlalu memaksakan diri untuk ikut
semua kegiatan soft skill yang saya
sebutkan diatas tadi, tapi selektif lah memilih kegiatan apa yang cocok dengan kemampuan
masing-masing. Jangan lupa bahwa tugas utama kita adalah belajar dan tetaplah
seimbang antara waktu belajar dan berorganisasi.
Saya
berharap kiat-kiat belajar sukses ini bisa menginspirasi calon mahasiswa dan teman-teman
mahasiswa. Tetaplah semangat belajar karena masa depan bangsa ada di tangan
kita, para pemuda Indonesia. Jadikan belajar sebagai bagian dari gaya hidup dan
bukan sebagai beban, karena seperti sabda Rasulullah, “Barangsiapa yang
menempuh suatu perjalanan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan
mudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)
Siapa yang tidak mau bahwa surga telah dijanjikan bagi orang-orang yang
senang belajar karena belajar sudah ditetapkan sebagai bagian dari jihad di
jalan Allah. Jadi, semangatlah belajar, teman-teman!
Referensi:
Kholid, Furqon S (2012). Jangan Kuliah! Kalau Gak Sukses. Sumedang: Rumah Karya.
Jannah, Izatul (2004). Bertualang ke Zona Pembelajar. Solo: Era Eureka.
Sumber gambar: Google.com
Note:
Tulisan
ini saya ikutkan dalam Lomba Ubudiyah Blog Contest 2015 Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI)
yang ditaja oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Cyber UUI. Kegiatan ini
bertepatan dengan kegiatan Ubudiyah Festival Mahasiswa Desember (U-FLASD) pada tanggal 9 Desember 2014.
0 comments:
Post a Comment