Aku memandang birthday box yang tergeletak
di hadapanku. Tanganku menelusuri gambar-gambar yang menghiasi dinding luarnya.
Sekumpulan gambar yang mengingatkanku dengan mimpi masa kecilku, menjadi
seorang astrophysicists. Gambar-gambar itu adalah matahari, bumi, Mars, Saturnus,
komet, dan beraneka macam jenis planet lainnya.
“What’s inside the box, Dear?” tiba-tiba seseorang berdiri
di dekatku.
Lily tersenyum lembut sambil
meletakkan pesananku. English Breakfast Tea,
Raspberry and Vanilla Scone dan Egg Mayonnaise Sandwich.
Aku mengucapkan terima kasih kepada
Lily atas pesanan yang ia bawakan kepadaku.
“Is that from someone special, eh?” tanya Lily. “Apakah kamu akan menemui dia hari ini? Lily
mengerling ke cangkir kedua berisi Earl
Grey Tea yang ia letakkan di seberangku.
Aku hanya tersenyum dan menempelkan
jari di depan bibir. Lily pun tertawa dan ia pamit untuk melayani pengunjung
yang baru datang.
Tea dan Tattle tidak ramai seperti
biasanya pada minggu sore ini. Mungkin orang-orang lebih suka berdiam diri di
rumah disebabkan hujan yang tidak kunjung berhenti sejak pagi tadi.
Aku memandangi wallpaper ruangan yang berhiaskan beberapa burung bangau sedang terbang
di dekat dahan pohon sakura yang bermekaran. Tempat ini adalah tempat kedua yang
kukunjungi setelah seharian menghabiskan waktu mengunjungi British Museum. Tea
and Tattle adalah sebuah tea room yang
terletak di basement sebuah toko buku bernama
Arthur Probsthain dan berseberangan dengan British Museum. Sebuah tempat
paling nyaman untuk menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat disuguhi
berbagai macam jenis teh dan makanan kecil lainnya.
Pesanan yang disuguhkan oleh Lily
belum juga kusentuh. Perhatianku teralihkan dengan pengunjung yang baru datang terdiri
dari seorang pria dan seorang anak perempuan berumur kira-kira enam tahun.
Wajah mereka berdua begitu mirip. Aku yakin mereka adalah Ayah dan anak. Mereka
terlihat gembira saat menikmati teh dan sandwich
masing-masing. Aku tersenyum melihat wajah bahagia mereka. Tanpa kusadari si anak
melambaikan tangannya kearahku karena ia tahu aku memperhatikannya sedari tadi.
Aku tersenyum dan menganggukan kepala kepada si Ayah yang melihatku.
Melihat pria tersebut mengingatkanku
dengan dirinya. Seorang pria yang selalu mengajakku kemari setiap liburan musim
panas setelah seharian berkeliling kota London. Dia yang sangat menyukai Earl Grey Tea yang ada dihadapanku ini.
Tanpa kusadari sudut mataku berembun. Apakah kamu tahu bahwa aku sangat
merindukanmu saat ini?
Aku menarik birthday box lebih dekat dan bersiap untuk membukanya. Mungkin
inilah satu-satunya kunci jawaban alasan ia meninggalkan box ini kepadaku. Kubuka tutup box
dengan perlahan. Di dalam box terdapat
seonggok foto dalam ukuran kartu pos yang diikat dengan pita merah dan sebuah
amplop tertutup. Aku membuka ikatan pita dan melihat foto-foto tersebut. Foto-foto
ini adalah bukti kenangan ketika kami menghabiskan waktu bersama. Menghabiskan
waktu melihat keindahan sejarah masa lalu di British Museum, berdiskusi seru di
Tea and Tattle, berkeliling kota London menggunakan bus double decker, dan masih banyak foto kenangan indah lainnya.
Mataku tertumbuk pada sebuah amplop
di dasar box. Aku segera membuka
amplop tersebut dengan pisau sandwich
dan mengeluarkan isinya yang sedikit berat. Hanya sebuah surat dan beberapa
foto. Aku mengenali tulisan tangan di kertas tersebut yang memang ditulis
olehnya. Tidak ada tanggal tertera kapan surat ini ditulis.
Dear Cara-bear,
Ketika surat ini sampai ditanganmu, mungkin saat itu adalah waktu
perpisahan antara kita. Aku berharap, gadis kecilku tetap mengingatku sebagai
sesosok Ayah yang sangat mencintai anaknya. Jika kau menanyakan apa yang bisa
kutinggalkan untukmu, hanyalah box ini. Sebuah time capsule berisi seonggok
kenangan kita berdua. Aku sangat meminta
maaf tiga tahun berturut-turut tidak pulang ke London dan menghabiskan liburan
bersama yang biasa kita lakukan. Selama itu aku harus memfokuskan diri untuk
mewujudkan misiku, meneliti koloni temuanku untuk habitat kedua manusia. Aku
tahu bahwa kau mungkin sangat marah dan sedih karena aku tidak memberi kabar
selama aku pergi. Aku akan merasa sedih jika harus mengirim kabar dan mengatakan
aku tidak bisa berjanji bahwa aku bisa kembali ke London dengan selamat.
Aku menitipkan time capsule ini ke Ibu mu sebelum aku pergi. Aku berpesan
kepadanya, jika aku tidak kembali dan tidak ada berita bahwa misiku berhasil,
maka time capsule ini menjadi milikmu. Maafkan
aku yang tidak bisa menjadi seorang Ayah
sempurna di matamu. Aku adalah seorang Ayah yang egois hanya memikirkan ambisi
dan tidak peduli dengan keluarganya. Aku bukanlah seorang ilmuwan jenius seperti
yang dibicarakan oleh orang-orang tapi aku hanyalah sosok Ayah yang gagal
mempertahankan tali pernikahannya.
Ah, past is already past, tidak ada gunanya aku menceritakan masa lalu. Aku
hanya ingin memberitahumu sebuah rahasia bahwa tidak ada koloni kedua selain
bumi yang bisa ditinggali oleh manusia. Planet temuanku tidak menunjukkan
tanda-tanda progress berkelanjutan yang cocok untuk kehidupan manusia. Aku
tidak percaya bahwa misiku gagal. Hal itulah yang menyebabkanku harus pergi dan
melihat planet tersebut secara langsung. Mungkin kau masih ingat dengan rencana
gilamu yang ingin memindahkan London kesayanganmu itu ke planetku. Unfortunately,
aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu.
Lihatlah foto-foto yang aku selipkan di dalam amplop ini. Sekumpulan foto
prediksi kota kesayanganmu di masa depan
yang aku dapatkan dari temanku tiga tahun yang lalu.
Aku memperhatikan foto-foto tersebut.
Pengaruh perubahan iklim menyebabkan sungai Thames meluap dan membanjiri kota
London. London di masa depan akan seperti Venesia, dikelilingi oleh air. Buckingham
Palace dikelilingi oleh gubuk-gubuk milik masyarakat yang menjadi korban
bencana alam. Foto lain menunjukkan sebuah tornado yang sedang menghadang
monument Nelson’s Column yang berdiri di tengah-tengah area Trafalgar Square. Semua
gambar-gambar ini menggambarkan kondisi kota London di masa depan akibat
bencana lingkungan.
Pesan terakhir untukmu, my Cara-bear,
Kau tidak perlu mengikuti mimpi masa kecilmu, menjadi seorang astrophysicists jenius yang berusaha
mencari tempat kehidupan kedua selain bumi. You don’t have to be like me. Tapi,
berpikirlah secara kreatif bagaimana menjaga dan menyelamatkan bumi dari bencana lingkungan
seperti foto yang aku lampirkan. I believe your creativity is great. Do you know that being creative is far greater
than being genius. Dengan kreativitasmu, kau bisa menyelamatkan London kesayanganmu
dan bumi sebagai satu-satunya tempat terbaik untuk hidup.
I love you very much,
Dad
Aku melipat kertas surat sambil
menyeka sudut mataku. Akhirnya inilah time
capsule, satu-satunya jawaban keberadaan dia yang telah lama tidak memberi
kabar. Aku meraih cangkir yang berisi Earl
Grey Tea dan meminumnya perlahan. You
are such a great man, Dad. I love you.
***
Karakter favorit dalam serial Game of
Thrones adalah Jon Snow. Seorang ‘anak haram’ yang
memiliki sifat tabah, kuat dan konsisten.
sumber gambar: tripadvisor.co.uk & postcard from future
0 comments:
Post a Comment