Wednesday, March 25, 2015

Time Capsule



Aku memandang birthday box yang tergeletak di hadapanku. Tanganku menelusuri gambar-gambar yang menghiasi dinding luarnya. Sekumpulan gambar yang mengingatkanku dengan mimpi masa kecilku, menjadi seorang astrophysicists. Gambar-gambar itu adalah matahari, bumi, Mars, Saturnus, komet, dan beraneka macam jenis planet lainnya. 

“What’s inside the box, Dear?”  tiba-tiba seseorang berdiri di dekatku.

Lily tersenyum lembut sambil meletakkan pesananku. English Breakfast Tea, Raspberry and Vanilla Scone dan  Egg Mayonnaise Sandwich.

Aku mengucapkan terima kasih kepada Lily atas pesanan yang ia bawakan kepadaku.

“Is that from someone special, eh?” tanya Lily. “Apakah kamu akan menemui dia hari ini? Lily mengerling ke cangkir kedua berisi Earl Grey Tea  yang ia letakkan di seberangku.



Aku hanya tersenyum dan menempelkan jari di depan bibir. Lily pun tertawa dan ia pamit untuk melayani pengunjung yang baru datang.

Tea dan Tattle tidak ramai seperti biasanya pada minggu sore ini. Mungkin orang-orang lebih suka berdiam diri di rumah disebabkan hujan yang tidak kunjung berhenti sejak pagi tadi. 


Aku memandangi wallpaper ruangan yang berhiaskan beberapa burung bangau sedang terbang di dekat dahan pohon sakura yang bermekaran. Tempat ini adalah tempat kedua yang kukunjungi setelah seharian menghabiskan waktu mengunjungi British Museum. Tea and Tattle adalah sebuah tea room yang terletak di basement sebuah toko buku bernama  Arthur Probsthain dan berseberangan dengan British Museum. Sebuah tempat paling nyaman untuk menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat disuguhi berbagai macam jenis teh dan makanan kecil lainnya.



Pesanan yang disuguhkan oleh Lily belum juga kusentuh. Perhatianku teralihkan dengan pengunjung yang baru datang terdiri dari seorang pria dan seorang anak perempuan berumur kira-kira enam tahun. Wajah mereka berdua begitu mirip. Aku yakin mereka adalah Ayah dan anak. Mereka terlihat gembira saat menikmati teh dan sandwich masing-masing. Aku tersenyum melihat wajah bahagia mereka. Tanpa kusadari si anak melambaikan tangannya kearahku karena ia tahu aku memperhatikannya sedari tadi. Aku tersenyum dan menganggukan kepala kepada si Ayah yang melihatku.

Melihat pria tersebut mengingatkanku dengan dirinya. Seorang pria yang selalu mengajakku kemari setiap liburan musim panas setelah seharian berkeliling kota London. Dia yang sangat menyukai Earl Grey Tea yang ada dihadapanku ini. Tanpa kusadari sudut mataku berembun. Apakah kamu tahu bahwa aku sangat merindukanmu saat ini?

Aku menarik birthday box lebih dekat dan bersiap untuk membukanya. Mungkin inilah satu-satunya kunci jawaban alasan ia meninggalkan box ini kepadaku. Kubuka tutup box dengan perlahan. Di dalam box terdapat seonggok foto dalam ukuran kartu pos yang diikat dengan pita merah dan sebuah amplop tertutup. Aku membuka ikatan pita dan melihat foto-foto tersebut. Foto-foto ini adalah bukti kenangan ketika kami menghabiskan waktu bersama. Menghabiskan waktu melihat keindahan sejarah masa lalu di British Museum, berdiskusi seru di Tea and Tattle, berkeliling kota London menggunakan bus double decker, dan masih banyak foto kenangan indah lainnya.

Mataku tertumbuk pada sebuah amplop di dasar box. Aku segera membuka amplop tersebut dengan pisau sandwich dan mengeluarkan isinya yang sedikit berat. Hanya sebuah surat dan beberapa foto. Aku mengenali tulisan tangan di kertas tersebut yang memang ditulis olehnya. Tidak ada tanggal tertera kapan surat ini ditulis.

Dear Cara-bear,
Ketika surat ini sampai ditanganmu, mungkin saat itu adalah waktu perpisahan antara kita. Aku berharap, gadis kecilku tetap mengingatku sebagai sesosok Ayah yang sangat mencintai anaknya. Jika kau menanyakan apa yang bisa kutinggalkan untukmu, hanyalah box ini. Sebuah time capsule berisi seonggok kenangan kita berdua.  Aku sangat meminta maaf tiga tahun berturut-turut tidak pulang ke London dan menghabiskan liburan bersama yang biasa kita lakukan. Selama itu aku harus memfokuskan diri untuk mewujudkan misiku, meneliti koloni temuanku untuk habitat kedua manusia. Aku tahu bahwa kau mungkin sangat marah dan sedih karena aku tidak memberi kabar selama aku pergi. Aku akan merasa sedih jika harus mengirim kabar dan mengatakan aku tidak bisa berjanji bahwa aku bisa kembali ke London dengan selamat.

Aku menitipkan time capsule ini ke Ibu mu sebelum aku pergi. Aku berpesan kepadanya, jika aku tidak kembali dan tidak ada berita bahwa misiku berhasil, maka time capsule ini  menjadi milikmu. Maafkan  aku yang tidak bisa menjadi seorang Ayah sempurna di matamu. Aku adalah seorang Ayah yang egois hanya memikirkan ambisi dan tidak peduli dengan keluarganya. Aku bukanlah seorang ilmuwan jenius seperti yang dibicarakan oleh orang-orang tapi aku hanyalah sosok Ayah yang gagal mempertahankan tali pernikahannya.

Ah, past is already past, tidak ada gunanya aku menceritakan masa lalu. Aku hanya ingin memberitahumu sebuah rahasia bahwa tidak ada koloni kedua selain bumi yang bisa ditinggali oleh manusia. Planet temuanku tidak menunjukkan tanda-tanda progress berkelanjutan yang cocok untuk kehidupan manusia. Aku tidak percaya bahwa misiku gagal. Hal itulah yang menyebabkanku harus pergi dan melihat  planet tersebut secara langsung. Mungkin kau masih ingat dengan rencana gilamu yang ingin memindahkan London kesayanganmu itu ke planetku. Unfortunately, aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu. 

Lihatlah foto-foto yang aku selipkan di dalam amplop ini. Sekumpulan foto  prediksi kota kesayanganmu di masa depan yang aku dapatkan dari temanku tiga tahun yang lalu. 


Aku memperhatikan foto-foto tersebut. Pengaruh perubahan iklim menyebabkan sungai Thames meluap dan membanjiri kota London. London di masa depan akan seperti Venesia, dikelilingi oleh air. Buckingham Palace dikelilingi oleh gubuk-gubuk milik masyarakat yang menjadi korban bencana alam. Foto lain menunjukkan sebuah tornado yang sedang menghadang monument Nelson’s Column yang berdiri di tengah-tengah area Trafalgar Square. Semua gambar-gambar ini menggambarkan kondisi kota London di masa depan akibat bencana lingkungan.

Pesan terakhir untukmu, my Cara-bear,
Kau tidak perlu mengikuti mimpi masa kecilmu, menjadi seorang astrophysicists jenius yang berusaha mencari tempat kehidupan kedua selain bumi. You don’t have to be like me. Tapi, berpikirlah secara kreatif bagaimana menjaga dan menyelamatkan bumi dari bencana lingkungan seperti foto yang aku lampirkan. I believe your creativity is great. Do you know that being creative is far greater than being genius. Dengan kreativitasmu, kau bisa menyelamatkan London kesayanganmu dan bumi sebagai satu-satunya tempat terbaik untuk hidup.
I love you very much,
Dad

Aku melipat kertas surat sambil menyeka sudut mataku. Akhirnya inilah time capsule, satu-satunya jawaban keberadaan dia yang telah lama tidak memberi kabar. Aku meraih cangkir yang berisi Earl Grey Tea dan meminumnya perlahan. You are such a great man, Dad. I love you.
***
Karakter favorit dalam serial Game of Thrones adalah Jon Snow.  Seorang ‘anak haram’ yang memiliki sifat  tabah, kuat dan konsisten.

sumber gambar: tripadvisor.co.uk & postcard from future

0 comments:

Post a Comment