Saya menemukan
artikel menarik di sebuah majalah remaja ketika sedang berkunjung ke Gramedia,
judul tepatnya saya lupa tetapi isi artikel tersebut berisikan tentang bersyukur
atas hal yang tidak kita sukai/ kurang menyenangkan. Bersyukur untuk hal-hal
baik mungkin sudah biasa atau sudah sering kita dengar/ baca. Tetapi bagaimana dengan bersyukur atas
hal yang sebaliknya?
Hal-hal buruk
atau kurang menyenangkan yang kita alami belum tentu memang buruk bagi kita.
Tetapi, justru sebaliknya. Ada sebuah ‘hidden
reason’ yang membuat kita berpikir bahwa hal-hal tersebut memang sebuah
kondisi yang terbaik untuk kita. Kita
bisa melihat dan menilai hal kurang menyenangkan tersebut dengan menggunakan
sudut pandang yang berbeda. Lalu, dibawah ini saya akan sedikit share tentang
hal yang kurang menyenangkan versi saya J
a.
Saya bersyukur diahirkan di sebuah keluarga
sederhana.
Saya
bersyukur memiliki ayah dan ibu yang mengajari saya menjadi anak mandiri dan
selalu bersyukur terhadap apa yang dimiliki. Selain itu, kondisi keluarga kami
yang sederhana mengajarkan saya bahwa untuk selalu belajar dan berjuang keras
agar saya bisa hidup lebih baik dari kedua orang tua saya.
b.
Saya bersyukur memiliki ayah yang pemarah :D
Ayah
adalah tipe orang yang disiplin sekaligus wataknya keras. Walaupun beliau suka naik pitam di rumah
ketika ada sebuah kondisi yang tidak ia senangi, tetapi saya bisa banyak
belajar bersabar. Pelajaran sabar itu memberikan dampak ketika saya menjalani internship di sebuah perusahaan
multinasional dan tidak takut ketika berhadapan dengan salah seorang manajer
yang tipenya pemarah.
c.
Saya bersyukur karena saya harus rela menjadi
anak bungsu satu-satunya yang masih tinggal di rumah, ketika abang dan kakak
sudah married dan hidup di kota lain.
Walaupun merasa kesepian, tapi saya bisa belajar mandiri tanpa kehadiran
mereka.
d.
Saya bersyukur karena tidak lulus tepat waktu
Saya
dipertemukan dengan salah seorang dosen yang luar biasa. Beliau lulusan S3 dari
Jepang. Di bawah bimbingan beliau, saya banyak belajar sekaligus memotivasi
saya untuk melanjutkan studi ke luar negeri.
e.
Saya bersyukur karena printer saya rusak. Ketika
printer sudah diperbaiki dan bisa berjalan seperti semula, saya berjanji akan menjaganya
lebih baik dari sebelumnya.
f.
Saya bersyukur memiliki tinggi dibawah 160 cm,
dengan begitu saya sering dikira anak sekolahan :D
g.
Saya bersyukur tidak lulus jurusan kedokteran,
karena saya paling tidak tahan menghafal nama-nama latin penyakit dan bagian
tubuh.
h.
Saya bersyukur atas rencana-rencana yang gagal
Rencana-rencana
gagal itu membuat saya menjadi seseorang yang tangguh dan tidak takut
mewujudkan mimpi yang belum terwujud.
Bagaimana dengan
teman-teman pembaca? Apakah Anda memiliki hal yang kurang menyenangkan tapi
memang patut disyukuri? Mari share dan tulis melalui komen dibawah ini J
0 comments:
Post a Comment